“Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan” (1 Petrus 1:3)
Artikel Pra-Paskah-2
Petrus mengalami pasang surut sebagai murid Kristus. Dia dikenal sebagai murid yang bersemangat, dan terkadang lancang. Dia arogan, berani, maju dan tidak selalu berpikir sebelum bertindak.
Beberapa contoh:
- Dia melompat dengan pakaian lengkap ke Laut Galilea. Yesus, setelah kebangkitannya, muncul di pantai Galilea. “Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: “Itu Tuhan.” Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.” (Yohanes 21:7)
- Dia meyakinkan Yesus bahwa dia akan mati bersamanya, tetapi tidak lama kemudian menyangkal bahwa dia mengenal Kristus. Kata Petrus kepada-Nya: “Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.” (Matus 26:35a)
- Dia memotong telinga salah satu prajurit yang datang untuk membawa Yesus pergi di Taman Getsemani. Lalu Simon Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu, menetakkannya kepada hamba Imam Besar dan memutuskan telinga kanannya. (Yohanes 18:10a)
Hidup Petrus mengalami perubahan ketika Allah mengutus Roh Kudus-Nya untuk memenuhi para murid dengan kuasa-Nya. Kitab Kisah Para Rasul memperlihatkan bagaimana keberanian Petrus juga diimbangi dengan hikmat. Keterusterangannya digunakan untuk menantang kemunafikan orang Farisi. Petrus menjadi pemimpin utama jemaat mula- mula.
Dalam 1 Petrus 1:3, Petrus memulai surat pertamanya ini dengan pengingat tentang “rahmat Allah yang besar” dan “pengharapan hidup kita melalui kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati.” Tidak diragukan lagi, Petrus merefleksikan pengalaman pribadinya menerima belas kasihan Allah dalam terang dosanya.
Momentum minggu Pra-Paskah kedua ini mengingatkan kita bahwa belas kasihan Yesus yang besar masih tersedia bagi kita hari ini sehingga kita dapat dilahirkan kembali dengan harapan hidup yang sama seperti Petrus. Mari mengalami hidup yang diubahkan!