Seekor penguin kaisar jantan bertahan dalam suhu -60°C selama hampir dua bulan tanpa makan, hanya untuk menjaga telurnya tetap hangat. Meski kedinginan dan kelaparan, ia tetap melindungi calon anaknya, menempatkan kebutuhan yang lain di atas penderitaannya sendiri.
Di kayu salib, di tengah rasa sakit yang luar biasa, Yesus menunjukkan kasih yang sama. Ketika tubuh-Nya tersiksa, Ia masih memikirkan orang lain. Ia melihat ibu-Nya, Maria, berdiri di dekat salib bersama murid-Nya yang setia, Yohanes. Ia berkata kepada Maria, “Ibu, inilah anakmu!”, dan kepada Yohanes, “Inilah ibumu!” (Yohanes 19:26-27).
Dalam tradisi Yahudi, seorang putra memiliki kewajiban untuk merawat ibunya setelah ayahnya tiada. Yesus, sebagai anak sulung, bertanggung jawab untuk memastikan Maria tetap dipelihara. Namun, yang luar biasa adalah Yesus tidak menyerahkan Maria kepada saudara-saudara kandung-Nya, melainkan kepada Yohanes, yang bukan saudara sedarah.
Di sini, Yesus mendefinisikan ulang arti keluarga. Bagi-Nya, keluarga bukan hanya tentang hubungan darah, tetapi tentang iman dan perjanjian (covenant). Yohanes dipilih bukan karena pertalian darah, tetapi karena kesetiaannya sebagai murid. Yesus mengajarkan bahwa keluarga sejati adalah mereka yang percaya kepada-Nya dan hidup dalam kasih serta ketaatan kepada Allah (Matius 12:48-50).
Di dalam penderitaan, kita sering begitu larut dalam kesulitan sendiri sehingga lalai memperhatikan mereka yang membutuhkan kasih dan perhatian kita. Namun, Yesus menunjukkan bahwa penderitaan bukan alasan untuk berhenti mengasihi.
Hari ini, apakah kita hanya fokus pada beban kita sendiri, atau masih maukah kita melihat mereka yang membutuhkan kasih dan perhatian kita? Kiranya teladan Kristus di kayu salib mendorong kita untuk turut memperhatikan dan mengasihi sesama di tengah kesulitan dan penderitaan kita.
Seperti Yohanes yang menerima Maria, maukah kita juga merangkul mereka yang Tuhan percayakan kepada kita sebagai keluarga dalam iman? Apakah kita sudah memperhatikan saudara-saudara seiman di GPO sebagaimana yang Tuhan Yesus kehendaki?

- pertobatan, PERTOBATAN DALAM PENANTIAN
- 23 March, 25
- 17:26
- Majelis One Sisfo