1. Ada yang mengatakan bahwa kemalangan/hal-hal buruk seseorang terjadi akibat dosa turun temurun dari keluarga nenek kakek atau orang tua. Bagaimana penjelasan menurut Alkitab?
EM: Jika orang tua kita mengajarkan kita agar kita harus melakukan segala sesuatu, entah benar atau salah caranya, untuk mencapai tujuan kita, maka kita akan mewarisi pemahaman yang salah ini dan bisa meneruskan dosa ini kepada keturunan kita. Dan dosa yang dipelihara dari keturunan ke keturunan ini akan mendatangkan malapetaka kepada keluarga ini. Ini hanya akan berubah jika kita intervensi oleh Injil yang mengubah kita untuk memprioritaskan kasih yang berkorban sama seperti Yesus. Maka kultur dosa bisa diputuskan dari keturunan itu. Tetapi selama manusia hidup di dunia yang sudah terekspos oleh dosa ini, kita masih mungkin saja mempelajari dosa dari lingkungan kita. Tetapi janji pengampunan dan keselamatan dari Yesus menolong kita untuk terus bisa dibersihkan dan dibaharui.
AS: Menurut Alkitab, setiap orang bertanggung jawab atas dosanya sendiri (Yehezkiel 18:20). Namun, Alkitab juga mengakui bahwa dosa dapat memiliki dampak turun-temurun, terutama dalam konteks keluarga atau masyarakat (Keluaran 20:5; Bilangan 14:18). Dosa nenek moyang dapat memengaruhi generasi berikutnya, tetapi ini tidak berarti bahwa setiap kemalangan atau hal buruk yang terjadi adalah akibat langsung dari dosa orang tua atau nenek kakek. Yesus sendiri menolak pandangan bahwa penderitaan seseorang selalu terkait dengan dosa mereka atau orang tua mereka (Yohanes 9:1-3). Alkitab menekankan bahwa melalui pertobatan dan iman kepada Yesus, kita dapat menerima pengampunan dan pembaruan, terlepas dari masa lalu kita (2 Korintus 5:17).
2. Janji keselamatan mungkinkah hilang?
EM: Janji keselamatan tidak mungkin hilang karena Allah yang berjanji. Jika manusia yang berjanji maka janji itu bisa batal. Tetapi karena janji keselamatan yang kita terima datangnya dari Allah maka janji itu kekal. Siapa saja yang mau datang bertobat akan diampuni kapan saja dan di mana saja.
AS: Janji keselamatan dalam Alkitab bersifat kekal bagi mereka yang sungguh-sungguh percaya dan bertekun dalam iman (Yohanes 10:28-29; Roma 8:38-39). Namun, Alkitab juga memperingatkan tentang bahaya kemurtadan atau meninggalkan iman (Ibrani 6:4-6; 2 Petrus 2:20-22). Keselamatan adalah anugerah Allah melalui iman (Efesus 2:8-9), tetapi iman yang sejati akan menghasilkan buah dan ketekunan (Yakobus 2:17; Matius 24:13). Jadi, janji keselamatan tidak hilang bagi mereka yang tetap setia, tetapi Alkitab mengingatkan kita untuk tetap berjaga-jaga dan bertekun dalam iman.
3. Teks khotbah hari ini Lukas 23:43 seperti semua bagian PB lainnya dalam naskah aslinya (Yunani) tidak memiliki tanda baca. Bagaimana kita tahu kalau penempatan “,” (koma) di ayat ini sudah benar? Ini mengingat ada terjemahan lain yang menempatkan koma setelah kata “hari ini” sehingga arti ayat ini berubah secara signifikan.
EM: Memang teks bahasa Yunani tidak memiliki tanda baca dan kitapun tidak pernah benar-benar tahu posisi yang tepat untuk menempatkan tanda baca. Karena itu dalam penerjemahan Alkitab memang melibatkan penafsiran untuk menempatkan tanda baca yang tepat agar menghasilkan makna yang sedekat mungkin dengan tujuan awal si penulis Injil. Namun aturan dalam penafsiran pada penempatan tanda baca ini, tidak boleh sampai merubah makna teks sehingga akhirnya membuat teks tersebut bertentangan dengan bagian yang lainnya. Juga pihak penerjemah harus membandingkannya dengan terjemahan bahasa lain untuk melihat keseragaman makna teks. Jadi kita percaya bahwa pihak LAI telah memperhatikan proses penerjemahan ini dan membandingkan dengan terjemahan populer seperti ESV dan NIV maupun terjemahan kuno dalam bahasa Latin maupun Armenia.
AS: Teks asli Yunani tidak memiliki tanda baca, sehingga penempatan koma dalam terjemahan modern bergantung pada interpretasi para ahli. Dalam Lukas 23:43, Yesus berkata kepada penjahat di kayu salib: “Aku berkata kepadamu, hari ini engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di Firdaus.” Beberapa terjemahan menempatkan koma setelah “hari ini,” sehingga artinya menjadi: “Aku berkata kepadamu hari ini, engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di Firdaus.” Perbedaan ini memengaruhi penekanan waktu. Namun, mayoritas ahli Alkitab dan terjemahan modern mendukung penempatan koma sebelum “hari ini,” yang menegaskan bahwa penjahat akan masuk Firdaus pada hari itu juga. Konteks ayat ini mendukung penafsiran bahwa Yesus memberikan jaminan langsung tentang keselamatan penjahat tersebut.
4. Apakah ayat hari ini (Lukas 23:43) bertentangan dengan Yohanes 20:17? Di Yohanes 20:17 setelah bangkit di hari ke tiga Yesus berkata pada Maria bahwa Dia “belum pergi kepada Bapa”. Bukankah ini berarti sampai bangkit di hari ke tiga pun Yesus BELUM ke Firdaus/surga dan bertemu Bapa seperti yg dikatakan di Lukas 23:43?
EM: Jawaban sederhananya tentu tidak bertentangan karena keduanya merupakan karya terpisah. Keduanya hanya mencatat apa yang Yesus katakan kepada dua orang yang berbeda dan di waktu yang berbeda. Perlu dipahami bahwa konteks perkataan Yesus di Injil Yohanes adalah karena Maria ingin menahan Yesus mengira bahwa Yesus akan segera pergi dan tidak menemui mereka lagi. Dan ini tidak berarti bahwa Yesus belum sama sekali bertemu sang Bapa. Selain itu, janji Firdaus itu tidak ada yang benar benar tahu apa yang terjadi setelah kematian di salib. Tapi yang perlu kita imani adalah janji Tuhan tidak mungkin tidak dia tepati.
AS: Tidak ada pertentangan antara Lukas 23:43 dan Yohanes 20:17. Dalam Lukas 23:43, Yesus menjanjikan penjahat itu bahwa ia akan bersama-Nya di Firdaus (tempat kedamaian bagi orang percaya yang meninggal). Ini tidak berarti bahwa Yesus secara fisik telah pergi ke surga (tempat tahta Allah) pada saat itu. Dalam Yohanes 20:17, setelah kebangkitan-Nya, Yesus mengatakan kepada Maria bahwa Dia “belum naik kepada Bapa”, yang merujuk pada kenaikan-Nya ke surga secara fisik setelah kebangkitan (Kisah Para Rasul 1:9-11). Jadi, Lukas 23:43 berbicara tentang keadaan rohani penjahat itu setelah kematian, sementara Yohanes 20:17 berbicara tentang kenaikan Yesus secara fisik ke surga. Kedua ayat ini berbicara tentang konteks yang berbeda dan tidak saling bertentangan.
5. Apakah janji keselamatan berlaku bagi orang-orang yg berada dalam keadaan sakit dan kritis? Seperti dalam khotbah tadi, ini cenderung transaksional, pengakuan percaya karena ingin sembuh.
EM: Ya. Tuhan selalu menerima mereka yang mau bertobat dan kembali padanya. Karena penyakit yang kritis pun terjadi karena Tuhan mengijinkan. Dan ijin Tuhan ini bisa dipakai untuk membawa kembali anak anak-Nya yang hilang.
AS: Janji keselamatan dalam Alkitab berlaku bagi semua orang, termasuk mereka yang berada dalam keadaan sakit atau kritis. Keselamatan adalah anugerah Allah yang diberikan melalui iman kepada Yesus Kristus, bukan berdasarkan perbuatan atau kondisi fisik seseorang (Efesus 2:8-9). Ini berarti bahwa keselamatan tidak bergantung pada kesehatan, kekuatan, atau keadaan seseorang, melainkan pada kasih karunia Allah dan respons iman yang tulus.
Namun, ada kekhawatiran bahwa dalam keadaan sakit atau kritis, seseorang mungkin mengaku percaya kepada Yesus hanya karena ingin disembuhkan atau mendapatkan berkat, sehingga imannya terkesan transaksional. Alkitab mengajarkan bahwa iman yang sejati bukanlah iman yang bersyarat atau hanya mencari keuntungan duniawi. Iman yang sejati adalah percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, terlepas dari keadaan atau hasil yang diinginkan (Ibrani 11:6).
Penjahat yang bertobat dalam khotbah ini menunjukkan bahwa keselamatan diberikan karena iman yang tulus, bukan karena keinginan untuk sembuh atau mendapatkan keuntungan fisik. Penjahat itu tidak meminta kesembuhan, tetapi pengampunan dan keselamatan, dan Yesus memberinya jaminan keselamatan.
Allah mengenal hati setiap orang (1 Samuel 16:7). Jika seseorang datang kepada Yesus dengan iman yang tulus dan pertobatan yang sungguh-sungguh, bahkan jika motivasi awalnya adalah kesembuhan, Allah dapat mengubah hati dan membawanya kepada pengenalan yang lebih dalam akan diri-Nya. Janji keselamatan tetap berlaku bagi mereka yang beriman, asalkan imannya berasal dari hati yang sungguh-sungguh mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat (Roma 10:9-10).
Jawaban dari:
EM: Bapak Elisa Maggang
AS: Pdt. Anthon Simangunsong